Permasalahan yang di teliti adalah tentang Anak yang Agresif
Usia 3 tahun. Anak ini ketika menginginkan sesuatu harus dapat meski harus
merebut, kalau tidak dapat apa yang dia inginkan maka dia akan mengamuk dan melawan temannya, kalau
sudah tidak mampu untuk melawan maka dia akan menangis. Dibawah ini akan
dibahas tentang agresif dan cara penanganannya.
A. Pengertian
Agresif
Istilah agresif
seringkali digunakan secara luas untuk menerangkan sejumlah besar tingkah laku
yang memiliki dasar motivasional yang berbeda-beda dan sama sekali tidak
mempresentasikan agresif atau tidak dapat disebut agresif dalam pengertian yang
sesungguhnya.
Agresif menurut
Baron (dalam Koeswara,1998) adalah tingkah laku yang dijalankan oleh individu
dengan tujuan melukai atau mencelakakan individu lain.
Menurut Dollar dan
Miler (dalam Sarwono, 1988) Agresi merupakan pelampiasan dari perasaan frustasi.
Menurut Berkowitz
(1987), agresi merupakan suatu bentuk perilaku yang mempunyai niat tertentu
untuk melukai secara fisik atau psikologis pada diri orang lain.
Menurut Aronson
(dalam Koeswara,1988) agresi adalah tingkah laku yang dijalankan oleh individu
dengan maksud melukai atau mencelakakan individu lain dengan atau tanpa tujuan
tertentu.
Murray dan Fine
(dalam Sarwono, 1988) mendefinisikan agresi sebagai tingkah laku kekerasan
secara fisik ataupun secara verbal terhadap induvidu lain atau terhadap
objek-objek.
Sedangkan menurut Atkinson
dkk (1981) agresi adalah tingkah laku yang diharapkan untuk merugikan orang
lain, perilaku yang dimaksud untuk melukai orang lain (baik secara fisik atau
verbal) atau merusak harta benda.
Jadi agresif itu
adalah dimana anak itu tingkah laku yang bersifat melukai orang lain atau
membahayakan orang lain.
B.
Faktor
penyebab Agresif
Menurut Davidoff
(dalam Mu’tadin, 2002) terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan perilaku
agresi, yakni :
a. Faktor Biologis
Ada beberapa faktor
biologis yang mempengaruhi perilaku agresi, yaitu faktor gen, faktor sistem
otak dan faktor kimia berdarah. Berikut ini uraian singkat dari faktor-faktor
tersebut :
1. Gen
berpengaruh pada pembentukan sistem neural otak.
2. Sistem
otak yang terlibat dalam agresif ternyata dapat memperkuat atau mengendalikan
agresif.
3. Kimia
darah. Kimia darah khususnya hormon seks yang sebagian ditentukan faktor
keturunan mempengaruhi prilaku agresi.
b. Faktor Belajar Sosial
Dengan menyaksikan
perkelahian dan pembunuhan meskipun sedikit pasti akan menimbulkan rangsangan
dan memungkinkan untuk meniru model kekerasan tersebut.
c. Faktor lingkungan
Perilaku agresi
disebabkan oleh beberapa faktor. Berikut uraian singkat mengenai faktor-faktor
tersebut :
1. Kemiskinan
Bila seorang anak dibesarkan dalam
lingkungan kemiskinan, maka perilakuagresi mereka secara alami mengalami
peningkatan.
2. Anonimitas
Kota besar seperti Jakarta,
bandung, surabaya, dan kota besar lainnya menyajikan berbagai suara, cahaya,
dan bermacam informasi yang sangat luar biasa besarnya. Orang secara otomatis
cenderung berusaha untuk beradaptasi dengan melakukan penyesuaian diri terhadap
rangangan yang berlebihan tersebut. Terlalu banyak rangsangan indera kongnitif
membuat dunia menjadi sangat impersonal, artinya antara satu orang dengan orang
lain tidak lagi saling mengenal atau mengetahui secara baik. Lebih jauh lagi,
setiap individu cenderung menjadi anonim (tidak mempunyai identitas diri). Bila
seseorang merasa anonim, ia cenderung berprilaku semaunya sendiri, karena ia
merasa tidak lagi terikat dengan norma masyarakat dan kurang bersimpati pada orang
lain.
3. Suhu
udara yang panas dan kesesakan Suhu suatu lingkungan yang tinggi memiliki
dampak terhadap tingkah laku sosial berupa peningkatan agresivitas.
d. Faktor Amarah
Marah merupakan
emosi yang memiliki ciri-ciri aktivitas sistem saraf parasimpatik yang tinggi
dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat yang biasanya disebabkan adanya
kesalahan, yang mungkin myata-nyata atau salah atau juga tidak.
C. Bentuk-Bentuk
Agresif
1. Fisik,
aktif, langsung menikam, memukul, atau menembak orang lain.
2. Fisik,
aktif, tidak langsung membuat perangkat untuk orang lain, menyewa seorang pembunuh untuk membunuh.
3. Fisik,
pasif, langsung Secara fisik mencegah orang lain memperoleh tujuan yang diinginkan
atau memunculkan tindakan yang diinginkan misalnya : aksi duduk dalam demonstrasi).
4. Fisik,
pasif, tidak Langsung menolak melakukan tugas-tugas yang seharusnya (misalnya :
menolak berpindah ketika melakukan aksi duduk).
5. Verbal,
aktif, langsung Menghina orang lain.
6. Verbal,
aktif, tidak langsung Menyebarkan gosip atau rumors yang jahat tentang orang
lain.
7. Verbal,
pasif, langsun menolak berbicara ke orang lain, menolak menjawab pertanyaan, dll.
Cara Mencegah Agresif
Ada beberapa cara
mencegah agar anak tidak agresif, yaitu:
1.
Batasi
Paparan Tindak Kekerasandari TV.
Televisi cenderung mempunyai
kesempatan sebagai alat belajar agrasi pada anak. Semakin
seringkekerasanmenjadi programyang disukai olehanak laki-lakidi kelas tiga SD,
semakin agresifadalah perilakubaikpada saat itu dan10 tahun
kemudian.
2.
Meningkatkan
Kebahagiaan.
Studi menunjukkan bahwa
orang yang mengalami pengaruh positif (kebahagiaan)
cenderung untuk bersikap baikpada diri sendiri maupunorang lain
dalam berbagaicara.
3.
Meminimalisir Kekerasan di Dalam Rumah Tangga .
Karenaanak normal mengetahui banyak perilaku sosialnya dengan mengamati dan
meniru orang tuanya, seharusnya orang tua memastikan bahwa anak-anak tidak memperhatikan
pertengkaran tingkat tinggi, masalah, dan agresivitas
yang terjadi diantara orangtua.
4.
Menyediakan Outlet Jasmani dan Alternatif
Lainnya.
Penting
bagi anak untuk memiliki kesempatan latihan fisik dan gerakan. Berikan banyak
kesempatan untuk bermain di luar ruangan
dan berolahraga sehingga itu bisa mengalirkan ketegangan dan energi.
5.
Mengubah Lingkungan Hidup.
Cobalah
untuk menata ulang komponen lingkungan rumah sehingga perilaku agresif lebih
sedikit kemungkinan untuk terjadi. Lebih banyak ruangan tempat anak
bermain, semakin kecil kemungkinan mereka bertengkar menjadi satu sama lain. Untuk alasan ini, bermain di luar ruangan di
mana ada banyak ruang untuk berkeliaran sangat dianjurkan. Musik juga memiliki efek
menenangkan pada dorongan agresif. Mengatur anak untuk bermain dengan anak
lebih tua dapat membantu mengurangi perkelahian.
6.
Menyediakan Pengawasan Orang Dewasa yang Lebih
Banyak..
Anak
yang masih kecil atau belum dewasa tampaknya membutuhkan keterlibatan orang
dewasa lebih banyak dalam kegiatan mereka sehingga dapat mencegah atau memperbaiki
reaksi agresif. Menunjukkan minat atau keterlibatan dalam apa yang anak lakukan
dapat menanggulangi masalah. Selain itu, orang dewasa harus siaga terhadap kebutuhan untukbergerak secara fisik lebih dekat
dengan anak sebagai sarana untuk membatasi agresivitas. Anak-anak kecil sering menjadi
tenang dengan meminta orang dewasa di dekatnya untuk bertindak sebagai ego eksternal.
Hal ini juga mungkin
diperlukan untuk mengurangi lamanya waktu di mana anak dibiarkan bermain dengan
orang lain, dan untuk mengurangi banyaknya anak dengan siapa anak itu
diperbolehkan untuk bermain tanpa pengawasan.
7.
HindariSikapPengasuhan
dan Praktekyang Salah.
Apa yang harus dilakukan
1. Hargai
prilaku yamg diinginkan.
2. Merencanakan
pengabaian.
3. Ajarkan
keterampilan sosial.
4. Mengembangkan
penilaian sosial.
5. Bicara
sendiri.
6. Mengurangi
paparan model Agresif.
7. Menyediakan
cara Alternatif untuk melepaskan amarah.
8. Memastikan
disiplin yang tegas.
9. Mengembangkan
kepedulian terhadap orang lain.
10. Mencari
yang mendasari alasan.
11. Hukuman.
Demikianlah tentang
anak yang agresif yang telah saya teliti, jadi kita sebagai ibu rumah tangga
harus menjaga anak-anak kita dari hal-hal yang mempengaruhi tingkah laku dan
moral anak, karena anak usia dini masih rentan, pemahaman yang didapatkannya
maka akan mempengaruhi ketingkah laku. Apalagi di sistem kapitalis sekarang ini
orang tua sibuk bekerja mencari nafkah, pergi pagi pulang sore tanpa
menghiraukan anak-anaknya, maka dari sini muncullah yang namanya baby suster, Pembantu
Rumah Tangga, TPA (Taman Penitipan Anak). Inilah akibat dari sistem kapitalis
yang dapat merusak moral anak bangsa penerus generasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar