Selasa, 01 Januari 2013

Anak Agresif

Permasalahan yang di teliti adalah tentang Anak yang Agresif Usia 3 tahun. Anak ini ketika menginginkan sesuatu harus dapat meski harus merebut, kalau tidak dapat apa yang dia inginkan maka dia  akan mengamuk dan melawan temannya, kalau sudah tidak mampu untuk melawan maka dia akan menangis. Dibawah ini akan dibahas tentang agresif dan cara penanganannya.
A.    Pengertian Agresif
Istilah agresif seringkali digunakan secara luas untuk menerangkan sejumlah besar tingkah laku yang memiliki dasar motivasional yang berbeda-beda dan sama sekali tidak mempresentasikan agresif atau tidak dapat disebut agresif dalam pengertian yang sesungguhnya.
Agresif menurut Baron (dalam Koeswara,1998) adalah tingkah laku yang dijalankan oleh individu dengan tujuan melukai atau mencelakakan individu lain.
Menurut Dollar dan Miler (dalam Sarwono, 1988) Agresi merupakan pelampiasan dari perasaan frustasi.
Menurut Berkowitz (1987), agresi merupakan suatu bentuk perilaku yang mempunyai niat tertentu untuk melukai secara fisik atau psikologis pada diri orang lain.
Menurut Aronson (dalam Koeswara,1988) agresi adalah tingkah laku yang dijalankan oleh individu dengan maksud melukai atau mencelakakan individu lain dengan atau tanpa tujuan tertentu.
Murray dan Fine (dalam Sarwono, 1988) mendefinisikan agresi sebagai tingkah laku kekerasan secara fisik ataupun secara verbal terhadap induvidu lain atau terhadap objek-objek.
Sedangkan menurut Atkinson dkk (1981) agresi adalah tingkah laku yang diharapkan untuk merugikan orang lain, perilaku yang dimaksud untuk melukai orang lain (baik secara fisik atau verbal) atau merusak harta benda.
Jadi agresif itu adalah dimana anak itu tingkah laku yang bersifat melukai orang lain atau membahayakan orang lain.


B.     Faktor penyebab Agresif
Menurut Davidoff (dalam Mu’tadin, 2002) terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan perilaku agresi, yakni :
a. Faktor Biologis
Ada beberapa faktor biologis yang mempengaruhi perilaku agresi, yaitu faktor gen, faktor sistem otak dan faktor kimia berdarah. Berikut ini uraian singkat dari faktor-faktor tersebut :
1.      Gen berpengaruh pada pembentukan sistem neural otak.
2.      Sistem otak yang terlibat dalam agresif ternyata dapat memperkuat atau mengendalikan agresif.
3.      Kimia darah. Kimia darah khususnya hormon seks yang sebagian ditentukan faktor keturunan mempengaruhi prilaku agresi.
b. Faktor Belajar Sosial
Dengan menyaksikan perkelahian dan pembunuhan meskipun sedikit pasti akan menimbulkan rangsangan dan memungkinkan untuk meniru model kekerasan tersebut.
c. Faktor lingkungan
Perilaku agresi disebabkan oleh beberapa faktor. Berikut uraian singkat mengenai faktor-faktor tersebut :
1.      Kemiskinan
Bila seorang anak dibesarkan dalam lingkungan kemiskinan, maka perilakuagresi mereka secara alami mengalami peningkatan.
2.      Anonimitas
Kota besar seperti Jakarta, bandung, surabaya, dan kota besar lainnya menyajikan berbagai suara, cahaya, dan bermacam informasi yang sangat luar biasa besarnya. Orang secara otomatis cenderung berusaha untuk beradaptasi dengan melakukan penyesuaian diri terhadap rangangan yang berlebihan tersebut. Terlalu banyak rangsangan indera kongnitif membuat dunia menjadi sangat impersonal, artinya antara satu orang dengan orang lain tidak lagi saling mengenal atau mengetahui secara baik. Lebih jauh lagi, setiap individu cenderung menjadi anonim (tidak mempunyai identitas diri). Bila seseorang merasa anonim, ia cenderung berprilaku semaunya sendiri, karena ia merasa tidak lagi terikat dengan norma masyarakat dan kurang bersimpati pada orang lain.
3.      Suhu udara yang panas dan kesesakan Suhu suatu lingkungan yang tinggi memiliki dampak terhadap tingkah laku sosial berupa peningkatan agresivitas.
d. Faktor Amarah
Marah merupakan emosi yang memiliki ciri-ciri aktivitas sistem saraf parasimpatik yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat yang biasanya disebabkan adanya kesalahan, yang mungkin myata-nyata atau salah atau juga tidak.
C.    Bentuk-Bentuk Agresif
1.    Fisik, aktif, langsung menikam, memukul, atau menembak orang lain.
2.    Fisik, aktif, tidak langsung membuat perangkat untuk orang  lain, menyewa         seorang pembunuh untuk membunuh.
3.    Fisik, pasif, langsung Secara fisik mencegah orang lain memperoleh tujuan yang diinginkan atau memunculkan tindakan yang diinginkan misalnya : aksi duduk dalam demonstrasi).
4.    Fisik, pasif, tidak Langsung menolak melakukan tugas-tugas yang seharusnya (misalnya : menolak berpindah ketika melakukan aksi duduk).
5.    Verbal, aktif, langsung Menghina orang lain.
6.    Verbal, aktif, tidak langsung Menyebarkan gosip atau rumors yang jahat tentang orang lain.
7.    Verbal, pasif, langsun menolak berbicara ke orang lain, menolak menjawab pertanyaan, dll.

Cara Mencegah Agresif
Ada beberapa cara mencegah agar anak tidak agresif, yaitu:
1.        Batasi Paparan Tindak  Kekerasandari TV.
            Televisi cenderung mempunyai kesempatan sebagai alat belajar agrasi pada anak. Semakin seringkekerasanmenjadi programyang disukai olehanak laki-lakidi kelas tiga SD, semakin agresifadalah perilakubaikpada saat itu dan10 tahun kemudian.

2.        Meningkatkan Kebahagiaan.
            Studi menunjukkan bahwa orang yang mengalami pengaruh positif (kebahagiaan) cenderung untuk bersikap baikpada diri sendiri maupunorang lain dalam berbagaicara.

3.        Meminimalisir Kekerasan di Dalam Rumah Tangga .
            Karenaanak normal mengetahui banyak         perilaku           sosialnya          dengan mengamati      dan meniru     orang tuanya, seharusnya        orang tua         memastikan bahwa anak-anak tidak memperhatikan pertengkaran tingkat tinggi, masalah, dan agresivitas yang terjadi diantara orangtua.

4.        Menyediakan Outlet Jasmani dan Alternatif Lainnya.
            Penting bagi anak untuk memiliki kesempatan latihan fisik dan gerakan. Berikan banyak kesempatan untuk bermain di luar ruangan  dan berolahraga sehingga itu bisa mengalirkan ketegangan dan energi.

5.        Mengubah Lingkungan Hidup.
            Cobalah untuk menata ulang komponen lingkungan rumah sehingga perilaku agresif lebih sedikit kemungkinan untuk terjadi. Lebih banyak ruangan tempat anak bermain, semakin kecil kemungkinan mereka bertengkar menjadi satu sama lain. Untuk alasan ini, bermain di luar ruangan di mana ada banyak ruang untuk berkeliaran sangat dianjurkan. Musik juga memiliki efek menenangkan pada dorongan agresif. Mengatur anak untuk bermain dengan anak lebih tua dapat membantu mengurangi perkelahian.
6.        Menyediakan Pengawasan Orang Dewasa yang Lebih Banyak..
            Anak yang masih kecil atau belum dewasa tampaknya membutuhkan keterlibatan orang dewasa lebih banyak dalam kegiatan mereka sehingga dapat mencegah atau memperbaiki reaksi agresif. Menunjukkan minat atau keterlibatan dalam apa yang anak lakukan dapat menanggulangi masalah. Selain itu, orang dewasa harus siaga terhadap kebutuhan untukbergerak secara fisik lebih dekat dengan anak sebagai sarana untuk membatasi agresivitas. Anak-anak kecil sering menjadi tenang dengan meminta orang dewasa di dekatnya untuk bertindak sebagai ego eksternal. Hal ini juga mungkin diperlukan untuk mengurangi lamanya waktu di mana anak dibiarkan bermain dengan orang lain, dan untuk mengurangi banyaknya anak dengan siapa anak itu diperbolehkan untuk bermain tanpa pengawasan.
7.        HindariSikapPengasuhan dan Praktekyang Salah.
Apa yang harus dilakukan
1.      Hargai prilaku yamg diinginkan.
2.      Merencanakan pengabaian.
3.      Ajarkan keterampilan sosial.
4.      Mengembangkan penilaian sosial.
5.      Bicara sendiri.
6.      Mengurangi paparan model Agresif.
7.      Menyediakan cara Alternatif untuk melepaskan amarah.
8.      Memastikan disiplin yang tegas.
9.      Mengembangkan kepedulian terhadap orang lain.
10.  Mencari yang mendasari alasan.
11.  Hukuman.
Demikianlah tentang anak yang agresif yang telah saya teliti, jadi kita sebagai ibu rumah tangga harus menjaga anak-anak kita dari hal-hal yang mempengaruhi tingkah laku dan moral anak, karena anak usia dini masih rentan, pemahaman yang didapatkannya maka akan mempengaruhi ketingkah laku. Apalagi di sistem kapitalis sekarang ini orang tua sibuk bekerja mencari nafkah, pergi pagi pulang sore tanpa menghiraukan anak-anaknya, maka dari sini  muncullah yang namanya baby suster, Pembantu Rumah Tangga, TPA (Taman Penitipan Anak). Inilah akibat dari sistem kapitalis yang dapat merusak moral anak bangsa penerus generasi.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar